04/08/14

PENANGANAN AWAL CEDERA OLAHRAGA

cedera
Olahraga merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita. Begitupula dengan risiko cedera yang dapat terjadi pada aktivitas olahraga yang kita lakukan. Banyak diantara masyarakat kita yang masih awam dengan cedera olahraga. Cedera olahraga merupakan rasa sakit yang timbul karena aktivitas olahraga. Bila tubuh terkena cedera terjadi respon yang sama dengan peradangan. Peradangan ini terutama adalah reaksi vaskular berupa pengiriman darah beserta zat terlarut dan selnya ke jaringan intertisial.Tanda-tanda peradangan yang terjadi saat cedera pada jaringan tubuh: (1) panas yang terjadi karena meningkatnya aliran darah ke daerah yang cedera, (2) bengkak disebabkan adanya penumpukan cairan pada daerah sekitar jaringan yang cedera. (3) warna merahyang terjadi karena adanya perdarahan saat peradangan timbul, pembuluh darah arteri yang menyuplai daerah cedera akan melebar, sehingga lebih banyak darah mengalir kedalam mikrosirkulasi lokal.Kapiler yang sebelumnya kosong akan meregang dan dengan cepat akan terisi oleh darah. Keadaan ini yang menyebabkan warna merah lokal pada peradangan akut, (4) rasa nyeri karena terjadi penekanan baik otot maupun tulang pada saraf.(5) apabila cedera terjadi pada sendi akan timbul matinya fungsi sendi, karena kerusakan jaringanpersendian. Hal ini merupakan konsekuensi dari pembengkakan dan sirkulasi abnormal pada tubuh yang mengalami cedera.
Tindakan yang tepat perlu dilakukan untuk mengatasi reaksi radang yang ditimbulkan akibat cedera. Hal penting yang perlu untuk diperhatikan dalam penanganan cedera, yaitu dalam 24-48 jam pertama setelah terjadinya cedera tidak boleh melakukan massage atau memanaskan bagian yang cedera karena dapat memperberat cedera. Penangan awal yang dilakukan menggunakan prinsip rest ice compression elevation (RICE). (1) Rest (istirahat)merupakan tindakan mengistirahatkan bagian yang mengalami cedera.Istirahat perlu dilakukan untuk tetap menjaga tubuh agar cedera tidak bertambah. Lama waktu istirahat yang dilakukan tersebut tergantung berdasarkan tingkatan cedera yang dialami. (2) Ice (es)berguna untuk membatasi nyeri dengan mengurangi hipertonus otot yang reaktif. Pemberian es menyebabkan terjadinya vasokonstriksi, yang memperlambat perdarahan, menurunkan aktivitas metabolik, sehingga pada akhirnya dapat mengurangi peradangan dan nyeri. Mekanisme pemberian es dilakukan selama 15 sampai 20 menit selama 48 sampai 72 jam pertama menggunakan handuk atau kain untuk membungkus es. (3) Compression merupakan penerapan balut tekan ringan yang bertujuan untuk mengurangi pergerakan dan membatasi bengkak. Compression dapat dilakukan dengan dacker, crepe, atau tayping. Tekanan pembebatan yang diberikan terlalu kencang, karena dapat menyebabkan darah arteri tidak bisa mengalir kebagian distal ikatan yang menyebabkan bengkak akan semakin besar.(4) Elevation (meninggikan bagian yang cedera)merupakan tindakan penanganan dengan menaikkan bagian yang cedera lebih tinggi dari jantunguntuk mengurangi kongesti dari darah dan untuk mencegah berkumpulnya darah yang ada di dalam pembuluh darah balik sebagai daya tarik bumi. Penangan awal dengan prinsip RICE akan membantu tidak memperparah kerusakan jaringan tubuh yang mengalami cedera sampai mendapatkan terapi cedera olahraga yang tepat.
Oleh: satriya (rumah terapi cedera olahraga)